“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (An Nur 35)
Orang beriman adalah orang yang berada dalam naungan cahaya Allah, wajah dan hatinya diliputi cahaya yang dapat dirasakan oleh orang disekitarnya. Kata katanya menentramkan dan menyejukan hati, perilaku dan ahlaknya menyenangkan orang disekitarnya. Dimanapun ia berada selalu mendatangkan kedamaian dan ketenangan. Orang yang peka dan terang hatinya dapat melihat cahaya yang terpancar dari wajah orang Mukmin ini.
Sebaliknya orang yang tidak beriman pada Allah berada dalam kegelapan. Wajah dan hatinya diliputi kegelapan diatas kegelapan. Kata katanya menyakitkan hati, perilaku dan ahlaknya menimbulkan keresahan bagi orang disekitarnya. Hidupnya penuh kebohongan dan tipuan, kesana kemari mengumbar syahwat dan kesenangan fatamorgana. Orang yang mengikutinya sering terjebak kesenangan semu, yang berakhir dengan kesengsaraan dan derita. Orang yang peka dan terang hatinya dapat melihat kegelapan wajah orang ini.
Tanda tanda orang beriman yang bermandikan dan berselimut cahaya itu adalah mereka yang disebutkan dalam surat An Nur ayat 36:
- Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, 37. laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (An Nur 36-37)
Mereka tidak dilalaikan oleh perniagaan dan urusan dunia dalam berzikir mengingat Allah, mengerjakan shalat, menunaikan zakat, dan mereka takut akan datangnya suatau hari yang hati dan penglihatan manusia bergoncang (kiamat). Mereka selalu bertasbih mensucikan dan menganggungkan kebesaran Allah dimasjid masjid pada waktu pagi dan petang hari.
Cahaya yang memancar dari wajah dan tubuh orang beriman ini dapat dilihat oleh golongan Jin
Jin fasik dan kafir tidak berani mendekat orang yang taat beribadah, mereka merasa panas berada didekatnya. Cahaya yang memancar dari tubuh orang mukmin ahli ibadah dapat membakar mereka. Orang yang tidak beriman tidak memiliki cahaya seperti itu, mereka jadi bulan bulanan tipu daya jin dan syetan dalam kehidupan dunia ini. Allah juga menyebutkan hal ini dalam surat an Nahl ayat 99 dan 100. Bahwa syetan dan jin tidak punya kekuasaan dan kekuatan terhadap orang yang beriman dan bertawakal pada Allah, mereka hanya sekutu Allah.
Salah satu shabat yang ditakuti oleh golongan jin dan syetan adalah Umar bin Khatab, dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari Rasulullah bersabda pada Umar bin Khatab: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah setan bertemu denganmu di suatu jalan melainkan ia akan mengambil jalan yang lain dari jalanmu.” (HR. Bukhari, no.3480). Golongan Jin dan syetan bisa mengenal orang mukmin dari jauh dari cahaya yang memancar dari wajah dan tubuhnya. Mereka selalu menghindar dari pertemuan dengan orang seperti ini.
Cahaya orang Mukmin di Padang Mahsyar
Banyak ayat Qur’an yang menceritakan bahwa kelak dihari berbangkit orang beriman dikenal dengan cahaya yang mengiringinya didepan , belakang, kiri dan kanannya. Tubuhnya bermandikan cahaya. Mereka dapat dikenal dengan mudah dari cahaya yang memancar disekitar tubuhnya. Allah menyebutkan hal itu dalam surat al hadit ayat 12 :
- (yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka): “Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.” ( Al Hadit 12 )
Hal yang sama disebutkan Allah dalam surat at Tahrim ayat 8:
- Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (At Tahrim 8 )
Dalam hadist yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim Rasulullah mengajarkan kita untuk berdoa memohon cahaya pada Allah sebagai berikut:
Allahummaj al fii Qolbi nuron, wafii lisaani nuuron, wafii sam’i nuron, wafii bashorii nuron, wamin fawqii nuron, wamin tahtii nuuron, wa an yamiinii nuron, wa an syamaali nuron, wamin amaamii nuron, wamin kholfii nuuron, wajj al fii nafsii nuron, wa a’dzimlii nuuron, wa adzzim lii nuuron, wajj allii nuuron, wajj alni nuron, Allahumma a’thinii nuuron, wajj al fii ashobii nuron, wafii lahmi nuuron, wafii damii nuuron, wa fii sya’rii nuuron, wafii basyarii nuuron, ..
“Ya Allah ciptakanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatan-ku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan cahaya dari belakangku. Ciptakanlah cahaya dalam diriku, per-besarlah cahaya untukku, agungkanlah cahaya untukku, berilah cahaya untuk-ku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya. Ya Allah, berilah cahaya kepadaku, ciptakan cahaya pada urat sarafku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku” (Hal ini semuanya disebutkan dalam Al-Bukhari 11/116 no.6316, dan Muslim 1/526, 529, 530, no. 763)
Demikianlah Allah memberikan cahayaNya pada orang yang beriman berupa Aura Nur Ilahi ketika hidup didunia dan ketika berada di Padang Mahsyar kelak. Mintalah kepada Allah agar Dia menambahkan cahayanya pada kita masing masing.